Minggu, 28 Maret 2010

Lingkungan Busuk Penuh Sampah

Tautan Harian ke-2

Aku tinggal di daerah yang sangat tidak mendukung untuk sebuah ketenangan dan kedamaian hidup. Itu karena aku tinggal dan bertetangga dengan sekumpulan tukang sampah yang suka ngasak (jawa kasar-mengumpulkan) sampah. Perilaku mereka sangat busuk seperti (sampah) bidang pekerjaan mereka, walaupun sampah yang aku sampaikan disini hanyalah sebuah kiasan tentang kebusukan perilaku mereka.
Mereka selalu berbuat semaunya tanpa berpikir bagaimana perasaan orang lain atau bagaimana orang lain akan menilai perilaku mereka. Atau mereka mungkin berpikir, sesaat pada waktu bekerja saja mereka tinggal disitu toh bukan lingkungan mereka. Tetapi bagaimanapun juga tentu orang akan menilai, dan ketika penilaian seseorang tentang kita itu buruk terkait dengan perilaku kita biasanya itu bersifat abadi. Ketika pada suatu waktu kita ingin berubah, atau sekedar ingin menunjukkan bahwa kita telah berubah; orang tentu akan mengingat siapa kita dan bagaimana masa lalu kita (seperti membuka ingatan mereka tentang penilaian terhadap kepribadian masa lalu kita).
Kembali pada tukang sampah yang bekerja di lingkungan tempat tinggal saya saat ini. Seperti yang saya ceritakan diatas (tentang perilaku mereka), tentu anda berpikir bagaimana pandangan masyarakat sekitar tentang mereka. Pada dasarnya masyarakat sekitar juga tidak menyukai mereka, dan sudah ada teguran secara resmi dari pihak RW kepada kepala tukang ngasak itu. Tetapi bagaimanapun juga, mungkin karena sudah terlalu sering mencium bau bangkai otak mereka-pun menjadi terganggu dan kulit mukanya-pun menjadi tebal seperti badak (tidak tahu malu).
Ah, dasar tukang ngasak apa yang kalian banggakan dalam hidup. Bagaimanapun juga kalian sama seperti sampah bidang pekerjaan kalian. Bahkan bau badan kalian-pun busuk, dan tentunya otak kalian yang sebesar kelereng itu-pun tepengaruh karena-nya. Huuuh, tidak tahu malu; walaupun omset pekerjaan kalian mencapai puluhan M dengan keuntungan tahunan yang mencapai Milyaran rupiah tetapi ingatlah harta tidak berpengaruh terhadap penilaian orang lain.
Kadang aku berkhayal, jika akau mempunyai kemampuan untuk merealisasikan keinginanku, aku berharap bisa berbuat sesuatu yang buruk kepada kalian:
  1. Jika saja aku adalah mafia, dan hukum tidaklah berkuasa secara penuh aku akan mengabisi kalian satu persatu. Aku akan timbulkan suatu kengerian yang amat sangat dalam hidup kalian. Bagaimana yang kalian rasakan jika satu persatu teman kalian terbunuh. Dan tentu saja, menunggu ajal menjelang yang sudah menjadi suatu kepastian akan menimbulkan kengerian yang amat sangat.
  2. Jika aku seorang yang mempunyai kemampuan untuk berbuat, aku ingin meng-cast away-kan kalian. Aku culik kalian secara bersamaan, lalu membuang kalian ke sebuah pulau tak berpenghuni dan terpencil; sehingga tak satupun pertolongan yang akan kalian temui. Disana kalian akan bertahan hidup, atau mau saling bunuh-pun silahkan.
  3. Jika aku mempunyai kemampuan untuk mewujudkan mimpiku, aku ingin mengurung kalian dalam penjara bawah tanah secara bersamaan. Disana aku pelihara beberapa anjing buas, dan untuk membuat anjing-anjingku itu tetap hidup; aku akan mengorbankan kalian satu persatu. Kalian akan lihat bagaimana satu persatu teman kalian terkoyak-koyak oleh anjing-anjing itu, darah mereka berceceran, jerit tolong mereka akan mengiris hati kalian. Dan ketika kalian berharap akan suatu pertolongan, tidak ada seorangpun yang akan mendengar.

Tetapi bagaimanapun juga aku adalah orang yang beriman, yang mempunyai akhlak dan budi pekerti tidak seperti kalian. Berdasarkan pengalamanku pribadi, aku percaya kalian akan menuai apa yang kalian perbuat. Bahkan salah satu teman kalaian sudah menuainya, melalui anaknya. Itu baru satu tuaian yang akau lihat, belum yang lain. Berdasarkan pengalaman pribadiku, saya tidak tahu ini balasan Tuhan atau "kemampuan" yang ada dalam diriku. Setiap orang yang membuat aku sangat membencinya, biasanya akan mengalami kesialan yang amat sangat. Semoga saja aku sangat berharap kalian merasakan balasan yang setimpal dengan perbuatan kalian yang membuat ketidaknyamanan dalam hidupku. Dan ini adalah tautan harian ke-2 tentang Lingkungan Busuk Penuh Sampah.

Tanah Airku

Catatan Harian Pertama

Ohh,... Tanah Airku, setiap kali mendengar lagu karangan Ibu Sud ini aku selalu ingat akan masa kecilku. Saat itu aku tinggal bersama nenekku, di sebuah kampung di tepi jalan Daendels. Yang aku ingat saat itu, kami selalu nonton televisi (TVRI) hitam putih dan karena pada saat itu rumah kami belum teraliri listrik maka kami-pun menggunakan accu kecil sebagai sumber energinya.

Setiap siang acara televisi (TVRI) rehat sejenak, sampai menjelang sore baru mulai siaran lagi. Setiap kali menjelang rehat TVRI selalu menampilkan video klip lagu ini, aku selalu menontonya karena mungkin lagunya bagus. Mungkin bagiku lagu ini merupakan lagu wajib yang paling enak didengarkan (easy listening), walaupun mungkin agak cenderung mendayu-dayu.

Walaupun TV kami hitam putih, tetapi aku sangat suka video klipnya (SANGAT BAGUS-TOP BGT). Dibandingkan dengan videoklip lagu tanah airku yang sekarang ini juga ada beberapa stasiun TV nasional yang menayangkannya, milik TVRI bagiku lebih natural. Bagiku saat itu lagu ini sangat membangkitkan rasa nasionalisme.
Secara pribadi aku sangat berharap bisa sekali lagi menonton video klip lagu tanah airku versi TVRI ini. Lebih lagi jika ada yang mau menguploadnya di YouTube atau Metacafe. Oh ya aku lupa sebenarnya TVRI juga mempunyai berbagai versi video klip lagu Tanah airku tetapi yang paling aku suka adalah yang ada gambar pemandangan persawahan tetapi di gambarnya masih belum ada tiang-tiang listriknya (tampak natural sekali suasana pedesaannya).